✔ Manfaat AI dalam Public Relations, Tingkatkan Efisiensi Kerja

Manfaat AI dalam public relations (PR) makin terasa di kalangan para profesional seiring perkembangan teknologi ini dalam beberapa tahun terakhir.

Bahkan, menurut survei Muck Rack di wilayah AS, Kanada, Eropa, dan Asia, 44% agensi PR merasa perlu menggunakan AI untuk memastikan kesuksesan mereka.

Jadi, alih-alih menganggap kehadiran AI sebagai ancaman, para profesional PR justru harus memanfaatkan itu sebaik mungkin agar tetap relevan.

Dampaknya memang tidak sepenuhnya positif. Oleh karenanya, di artikel ini Publikasimedia akan menunjukkan bagaimana AI mengubah lanskap PR.

Peran AI bagi Seorang PR Profesional Secara Umum

AI telah menjadi mitra kerja yang reliable bagi para PR profesional.

Bayangkan saja, tugas-tugas yang sebelumnya bisa memakan waktu berhari-hari, seperti menganalisis data misalnya, kini selesai dalam hitungan detik.

Manfaat AI dalam public relations lainnya yaitu dapat dipersonalisasi sesuai kebutuhan, mulai menirukan brand voice hingga mengidentifikasi sentimen merek.

Ke depan, kemampuan AI masih akan terus berkembang. Itulah alasan makin banyak agensi PR yang mengintegrasikan pekerjaan mereka dengan AI.

Berbagai Manfaat AI dalam Public Relations

Maulina Pia Wulandari, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya, menekankan pentingnya big data dan AI dalam praktik PR modern.

Para praktisi PR dituntut adaptif dengan teknologi AI, yang menawarkan berbagai manfaat dalam pelaksanaan tugas-tugas harian. 

manfaat ai dalam public relations

Mengutip laporan tren PR terbaru Prowly, berikut berbagai manfaat AI dalam public relations:

Mengotomatisasi Tugas Sehari-hari

Manfaat AI dalam public relations paling signifikan adalah otomatisasi tugas-tugas rutin yang sering kali menghabiskan banyak waktu. Contohnya: 

Khususnya dalam pembuatan konten, AI telah menjadi tren terpopuler di industri PR. Teknologi ini sangat berguna terutama untuk brainstorming.

Namun, otomatisasi bukan berarti menggantikan peran PR profesional sepenuhnya. Sebaliknya, ini hanya membebaskan Anda dari tugas-tugas repetitif, sehingga memberikan ruang untuk fokus pada aspek-aspek strategis.

READ  Biaya Publikasi Media Online Nasional & Regional Terkemuka

Menganalisis Data dan Memberikan Laporan

Seperti disampaikan di awal, pemahaman terhadap big data dan mengolahnya menjadi insight yang berharga adalah kunci keberhasilan strategi PR saat ini.

Di sinilah peran AI menjadi sangat krusial karena AI memproses big data dengan cepat dan akurat, serta menghasilkan laporan yang komprehensif. 

Algoritmanya juga mendeteksi pola dan tren yang mungkin terlewatkan oleh analisis manual. 

Sebagai contoh, ketika menganalisis data survei, AI dapat mengidentifikasi opini dominan, sentimen publik, dan segmentasi audiens secara detail. 

Jika Anda mungkin butuh waktu berhari-hari, teknologi AI menyelesaikannya hanya dalam hitungan menit.

Manfaat AI dalam public relations juga makin penting mengingat PR berbasis data kini lebih dipercaya oleh audiens

Mempercepat Proses Riset

Pada Juli 2024, OpenAI mengumumkan SearchGPT, sebuah mesin pencari bertenaga AI yang bakal mengevolusi cara menemukan informasi di internet.

Di sisi lain, Google Search juga sudah menambahkan ringkasan AI pada halaman hasil pencariannya.1

Bagi praktisi PR, ini adalah kabar baik. 

Kenapa?

Pasalnya, AI mempercepat proses riset, terutama ketika Anda perlu memverifikasi sebuah informasi

Alih-alih membuka dan memeriksa halaman demi halaman secara manual, AI membantu menganalisis berbagai sumber, kemudian memverifikasi datanya.

Contoh pencarian informasi memanfaatkan ringkasan AI Google Search.

Memudahkan Media Monitoring

Manfaat AI dalam public relations selanjutnya adalah media monitoring, salah satu aktivitas penting untuk menjaga reputasi merek dan manajemen krisis.

Gampangnya, AI seperti asisten yang Anda suruh untuk memantau media 24/7, kemudian melaporkan apa yang sedang hangat diperbincangkan.

Dengan laporan real-time dari alat AI, tim PR pun bisa mengantisipasi potensi krisis sebelum berkembang menjadi masalah yang lebih besar.

Selain untuk manajemen krisis, pemanfaatan media monitoring bertenaga AI lainnya adalah newsjacking, atau sering disebut PR reaktif.2

READ  Media Terverifikasi Dewan Pers Indonesia, Lebih Kredibel?

Intinya, brand menggunakan isu yang sedang viral untuk meningkatkan visibilitas. Praktik ini termasuk contoh digital public relations.

Contoh reaksi PR KitKat ketika jutaan komputer Microsoft di seluruh dunia sempat mengalami blue screen secara bersamaan pada Juli 2024.

Meningkatkan Efisiensi & Produktivitas

61,4% pelaku di industri komunikasi yang mengadopsi AI melaporkan peningkatan efisiensi dan produktivitas secara keseluruhan.

Peningkatan ini adalah hasil dari berbagai kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan AI dalam riset, analisis, serta pengelolaan tugas-tugas harian.

Secara tidak langsung, AI juga berdampak pada pengurangan biaya

Contohnya, jika pekerjaan bisa selesai lebih cepat berkat AI, maka hal-hal seperti lembur bisa dikurangi, yang pada gilirannya menekan biaya operasional.

Tantangan Penggunaan AI dalam Public Relations

Meskipun banyak manfaat AI dalam public relations, penggunaannya ternyata juga penuh tantangan serta potensi keterbatasan, antara lain:

Ketidakakuratan Informasi

Risiko terbesar adalah bias dan salah tafsir data yang pada akhirnya menghasilkan berita palsu atau hoaks. Dalam survei Prowly, 63,9% responden mengaku sangat khawatir tentang hal ini. 

Ketidakakuratan ini bahkan sangat mungkin berdampak pada pengambilan keputusan yang salah.

Generative AI memang sering “berhalusinasi”, di mana informasi yang dihasilkan benar-benar ngawur. Saat ini para peneliti masih mengembangkan metode untuk mencegah hal tersebut.

Kehilangan Sentuhan Manusia

AI mungkin bisa menghasilkan konten dengan cepat. Namun, kemampuannya untuk memahami emosi manusia masih terbatas.

Ada risiko pesan yang dihasilkan terlalu generik, kurang menyentuh sisi emosional audiens. Padahal, audiens sekarang sangat peka terhadap komunikasi yang terasa tidak tulus.

Bagi PR, tantangannya adalah menemukan keseimbangan antara keduanya. Boleh saja menggunakan AI, tetapi di satu sisi juga harus tetap autentik. 

Ketergantungan yang Berlebihan

Setelah merasakan manfaat AI dalam public relations yang begitu nyata, jangan sampai Anda jadi terlalu mengandalkan AI.

READ  Memanfaatkan Iklan di OTT untuk Membangun Brand yang Kuat

Akan berbahaya jika Anda sudah sampai pada titik menyerahkan pengambilan keputusan pada AI, terutama di situasi krisis. Dalam hal ini, intuisi dan pengalaman praktisi PR jauh lebih dibutuhkan.

Di sini terlihat jelas bahwa teknologi AI memang hanya berupa alat bantu, bukan pengganti PR.

Keamanan Data

Seorang karyawan Samsung pernah tidak sengaja membocorkan informasi rahasia perusahaan karena menggunakan ChatGPT.

Pelajaran yang bisa Anda ambil, jangan memasukkan informasi rahasia ke alat AI apapun.

Pasalnya, AI menggunakan data pengguna sebagai referensi untuk menghasilkan konten lain di masa mendatang.

Jangan Ragu Berkolaborasi dengan AI, Tetapi Tetap Hati-Hati

Dari penjelasan tentang manfaat AI dalam public relations dan tantangannya barusan, terbukti bahwa AI mengubah lanskap PR secara umum.

Potensi yang ditawarkan sangat menjanjikan. Namun, Anda tetap harus menyeimbangkan bantuan AI dengan pengalaman sebagai PR profesional.

Kesimpulannya, berkolaborasi dengan AI memberikan Anda keunggulan kompetitif dan mungkin inilah masa depan industri PR.