✔ Resonansi dalam Hubungan Interpersonal Kunci Komunikasi yang Efektif

Memahami cara membangun resonansi dalam hubungan interpersonal menjadi kunci keberhasilan komunikasi dan public relations

Pasalnya, resonansi memungkinkan PR menarik perhatian dan mendorong interaksi yang diinginkan dari target audiens.

Di Publikasimedia, kami juga selalu berupaya membangun resonansi pada setiap kampanye klien supaya dampaknya lebih powerful

Sebenarnya, apa itu resonansi dalam hubungan interpersonal dan bagaimana cara membangunnya? Simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Resonansi dalam Hubungan Interpersonal

Resonansi dalam hubungan interpersonal terjadi ketika dua orang atau lebih saling “menangkap” getaran emosi dan pikiran satu sama lain.

Lebih sederhana lagi, resonansi adalah ketika Anda merasa sefrekuensi dengan seseorang, yang kemudian membuat komunikasi jadi lebih lancar, saling pengertian, dan hubungan terasa dekat.

resonansi dalam hubungan interpersonal

Jika mengaitkannya ke praktik PR, resonansi bisa diartikan sebagai penyampaian pesan yang begitu kuat, sehingga audiens merasa terhubung secara personal. 

Jadi, pesan yang Anda sampaikan bukan cuma akan didengar, melainkan juga dirasakan, dan ditindaklanjuti oleh audiens karena itu menyentuh emosi mereka.

Resonansi menciptakan dampak yang langgeng, menumbuhkan kepercayaan, dan loyalitas.1

Bagaimana Cara Membangun Resonansi dalam Hubungan Interpersonal?

Cara membangun resonansi wajib dikuasai praktisi PR modern.

Kemampuan ini dapat meningkatkan efektivitas strategi PR agar tercipta hubungan yang lebih bermakna dengan audiens. 

Silakan ikuti beberapa cara berikut ini:

1. Tunjukkan Empati

Bayangkan diri Anda berada dalam situasi mereka.

Empati adalah fondasi dari resonansi.2 Dengan memahami perspektif dan perasaan orang lain, Anda dapat menciptakan koneksi yang mendalam. 

Praktisi PR perlu mengembangkan kemampuan ini untuk melihat situasi dari sudut pandang audiens.

Cobalah memvalidasi emosi mereka, lalu tunjukkan kepedulian Anda dan pahami kebutuhan serta harapan mereka.

READ  Rekomendasi Laptop untuk Anak Humas, Murah 5-6 Jutaan

2. Lakukan Komunikasi Secara Efektif

Komunikasi yang efektif dimulai dari menjadi pendengar yang baik

Selalu perhatikan apa yang orang sampaikan agar Anda benar-benar paham. Perlihatkan kepada mereka bahwa Anda tertarik terlibat dalam percakapan tersebut.

Selain itu, jujurlah ketika membagikan pikiran dan perasaan Anda untuk membangun kepercayaan. 

Jangan takut menunjukkan kerentanan Anda karena ini juga akan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Di dalam praktik PR, cara ini disebut autentisitas.

Pelajari bagaimana membuat brand storytelling yang autentik supaya komunikasi Anda dengan audiens lebih efektif.

3. Temukan Kesamaan, Hargai Perbedaan

Selanjutnya, temukan minat dan nilai-nilai yang sama dengan mereka karena kesamaan bisa menjadi titik awal membangun koneksi yang kuat.

Sebagai contoh, Anda bertemu dengan rekan kerja baru di hari pertama bekerja. Awalnya agak canggung, tetapi saat mendapati Anda berdua menggemari klub sepak bola yang sama, tiba-tiba percakapan lebih hidup.

Dalam konteks PR pun prinsipnya sama. Brand dapat memanfaatkan nilai bersama untuk membangun kampanye yang resonan.

Di sisi lain, jangan lupa untuk tetap menghargai perbedaan. Meskipun kesamaan itu penting, tetapi keberagaman membuat interaksi lebih menarik. 

Hargai perspektif yang berbeda dan gunakan itu untuk menciptakan dialog yang bermakna.

4. Membina Hubungan Emosional

Seperti yang telah kami jelaskan di awal, resonansi terjadi ketika pesan menyentuh emosi yang positif. 

Ketika sudah berhasil menyentuh emosinya, bina koneksi tersebut dengan berkomunikasi secara teratur, bukan hanya saat Anda butuh sesuatu.

Untuk PR, jaga konsistensi pesan brand di semua platform.

Selain itu, selalu berikan apresiasi, dukungan, dan rayakan pencapaian bersama.

Alhasil, terciptalah hubungan yang tulus dan berkelanjutan sebagai landasan resonansi jangka panjang.

Koneksi pada tingkat ini dapat mengubah pengamat pasif menjadi pendukung aktif yang selalu ingin terlibat dengan pesan dan nilai-nilai Anda.3

Jadi, Apakah Strategi PR Harus Resonan?

Jawabannya adalah ya. Saat ini strategi PR yang resonan sudah jadi keharusan.4

READ  Newsjacking dalam PR: Manfaatkan Berita Viral untuk Dorong Visibilitas Brand

Perlu diingat bahwa resonansi dalam hubungan interpersonal adalah tentang menciptakan hubungan yang lebih bermakna. 

Jika diterapkan dalam praktik PR, Anda tidak hanya bisa meningkatkan efektivitas komunikasi, tetapi juga menciptakan dampak yang lebih besar dan langgeng.

Jadi, silakan terapkan lima cara di atas dan rasakan sendiri perbedaannya.

Referensi (terakhir diakses pada 7/10/2024):

  1. Dampak resonansi. https://www.parthenonjapan.com/2023/09/15/japan-pr-resonance-8-steps-for-success/ ↩︎
  2. Penjelasan konsep empati. https://repository.um-surabaya.ac.id/6093/3/BAB_2.pdf ↩︎
  3. Dampak koneksi emosional. https://creativerealestatecopy.com/crafting-resonant-cre-brand-message/ ↩︎
  4. PR harus resonan. https://www.hck2.com/blog/the-shifting-nature-of-public-relations-today-more-than-ever-pr-stands-for-powerful-resonance/ ↩︎