Belajar cara meningkatkan penjualan dengan personal branding akan sangat berguna untuk memasarkan produk, jasa, atau karya orisinal.
Pasalnya, saat ini personal branding bukan cuma penting bagi perusahaan, tetapi juga individu yang ingin dikenal luas.
Dengan citra diri yang autentik dan konsisten, Anda lebih mudah mendapat kepercayaan dari pelanggan.
Di artikel ini, Publikasimedia akan membahas tentang cara memiliki personal branding yang mendukung penjualan.
Bagaimana Cara Meningkatkan Penjualan dengan Personal Branding?
Berikut beberapa langkah yang dapat Anda terapkan untuk menjual apapun bermodalkan personal branding yang kuat:
1. Pilih Niche, Kemudian Cari Benang Merah Kontennya
Sebelum jauh ke cara meningkatkan penjualan dengan personal branding, tentukan dulu niche atau spesialisasi Anda.
Apa itu niche?
Gampangnya, niche adalah hal spesifik yang menjadi fokus keahlian Anda, misalnya, niche tentang keuangan pribadi, pemasaran digital, kesehatan mental, dll.
Setelah mendapatkan niche, maka arah pengembangan personal branding Anda jadi lebih jelas. Nantinya, setiap konten dan citra yang Anda tunjukkan ke publik harus mengarah ke niche tersebut.
Niche juga membantu mempersempit audiens yang paling relevan agar Anda mudah dikenal di bidang tersebut.
Stelah audiens sudah terbangun, barulah Anda boleh memperluas pembahasan yang masih punya benang merah dengan niche awal.
Contoh:
Anda mulai membangun personal branding di niche desain logo untuk bisnis.
Ke depan, Anda bisa membahas topik desain yang lebih luas namun masih berkaitan, seperti desain kemasan produk, UI/UX, branding, dll.
2. Analisis Pesaing di Niche yang Sama
Langkah kedua, amati apa yang dilakukan pesaing pada niche yang sama dalam membentuk personal branding mereka.
Pelajari strategi komunikasinya, jenis konten, hingga platform yang digunakan.
Kemudian, jadikan hasil analisis tersebut sebagai inspirasi untuk menciptakan personal branding Anda sendiri.
Jangan menirunya plek ketiplek. ❌
Personal branding itu wajib orisinal dan mencerminkan kepribadian serta nilai-nilai unik diri Anda.
3. Ketahui Siapa Audiens Anda
Setelah memilih niche dan menganalisis pesaing, langkah selanjutnya adalah mengenali audiens Anda.
Temukan jawaban dari pertanyaan:
- Siapa mereka?
- Apa yang mereka butuhkan?
Jadi, selain menganalisis demografi audiens, hal yang tidak kalah penting adalah memahami nilai-nilai, minat, dan perilaku mereka. Dengan begitu, Anda bisa membuat konten-konten yang pesannya relevan bagi mereka.
Coba cari tahu pain point audiens, lalu tawarkan solusi melalui keahlian Anda.
Dari sini Anda bukan cuma membangun personal branding, tetapi juga akan memiliki hubungan yang bermakna dengan audiens.
4. Konsisten dengan Sebuah Identitas Sampai Melekat pada Diri Anda
Cara meningkatkan penjualan dengan personal branding yang keempat adalah menemukan identitas unik Anda, kemudian sampaikan secara konsisten.
Pertama-tama, tentukan dulu apa yang ingin Anda proyeksikan, misalnya:
- kepribadian,
- nilai-nilai,
- keahlian,
- gaya komunikasi,
- logo,
- warna khas, dll.
Semua elemen ini harus sejalan membentuk personal branding yang khas. Kemudian, sampaikan identitas tersebut secara konsisten di manapun Anda berinteraksi dengan audiens.
Contoh:
Lihat konsistensi Pesulap Merah mengenakan pakaian merah dalam setiap penampilannya, sehingga itu menjadi identitas yang sangat melekat pada dirinya.
5. Jadilah Relatable dan Autentik bagi Audiens
Selain konsisten, penting juga untuk menjadi relatable dan autentik.
Relatable maksudnya dekat atau relevan dengan pengalaman audiens.
Coba ceritakan kegiatan sehari-hari Anda, kegagalan, atau bahkan keterbatasan Anda. Kenapa?
Raditya Dika pernah bilang, “Semakin sebuah keresahan ditarik ke dalam (sangat personal), semakin besar kemungkinan itu akan relate dengan banyak orang.”
Sementara itu, autentik berarti menjadi diri sendiri. Jangan pura-pura jadi orang lain yang tidak sesuai dengan kepribadian Anda hanya karena mengikuti tren.
Kejujuran dan autentisitas membuat kepercayaan audiens terhadap Anda akan terbentuk.
Ketika rasa percaya itu tumbuh, mereka pasti lebih tertarik untuk membeli apapun yang Anda tawarkan.
Contoh:
Contoh sosok yang sukses membangun personanya dengan sangat baik adalah Coach Justin.
Pria yang akrab disapa Koci memiliki persona yang begitu autentik di dunia pandit sepak bola.
Pembahasannya di platform manapun selalu relatable. Cara penyampaian yang jujur dan apa adanya juga bikin Koci berbeda dari pandit lainnya.
Maka, tidak heran membership di channel YouTube Koci saat ini adalah yang terbesar se-Asia Tenggara untuk kategori olahraga.
6. Bangun Komunitas yang Solid
Selanjutnya, personal branding yang kuat juga membutuhkan komunitas yang solid dan loyal.
Bagaimana cara membangun itu?
Cara pertama, cari tahu di platform mana audiens potensial Anda aktif.
Contohnya, jika mereka lebih aktif di X daripada Instagram, maka fokuskan upaya membangun komunitas di X lewat postinga-postingan Anda. Di sisi lain, ada pula kemungkinan mereka juga aktif di semua platform.
Cara kedua, Anda harus terlibat secara aktif dalam interaksi dengan komunitas, seperti rajin membuat konten, live, atau sekadar membalas komentar.
Semakin erat hubungan dengan komunitas, akan semakin besar loyalitas mereka.
Contoh:
Standup comedian Nopek Novian menunjukkan bagaimana ia membangun komunitas penggemar yang solid, khususnya bagi masyarakat berbahasa Jawa.
Nopek mendapatkan penggemarnya dari konten-konten berbahasa Jawa dan materinya yang relate dengan banyak orang.
Alhasil, “Jamaah Al-Nopekiah” begitu solid, baik di dunia maya maupun offline.
Terbukti, tiket pertunjukan Nopek selalu ludes. Digital download dan merchandise pun laris manis berkat personal branding Nopek yang kuat.
7. Memberi untuk Menerima
Cara meningkatkan penjualan dengan personal branding yang terakhir adalah berpegang pada prinsip memberi untuk menerima.
Berikan dulu sesuatu yang bernilai kepada audiens secara cuma-cuma, bisa berupa konten edukatif, konsultasi gratis, atau bahkan produk sampel. Lakukan hal ini tanpa meminta imbalan langsung atau terlalu hard selling.
Ketika audiens merasakan manfaat dari apa yang Anda berikan, mereka akan tertarik untuk tahu lebih banyak tentang diri Anda.
Pada titik inilah Anda boleh mulai menawarkan sesuatu yang bisa membantu mereka lebih jauh lagi.
Contoh:
Di platform X, kami menemukan akun @andreqve, seorang pemasar digital dan kreator Google Sheet template.
Ia sering membagikan template gratis yang bermanfaat, misalnya daily spending tracker, social media planner, wedding planner, dll.
Di sisi lain, Andre juga menawarkan template eksklusif yang berbayar.
Dari template gratisnya, audiens mengetahui bahwa karya-karya Andre sangat bermanfaat. Mereka pun akhirnya tidak ragu untuk membeli template eksklusif.
Fakta: Personal Branding Meningkatkan Penjualan ✅
Berdasarkan penjelasan di atas, cara meningkatkan penjualan dengan personal branding memang bukan proses yang instan.
Dengan menerapkan beberapa langkah strategis tadi, harapannya Anda memiliki personal branding yang benar-benar berdampak positif pada penjualan.
Namun, ada satu lagi cara meningkatkan penjualan dengan personal branding yang efektif, yaitu menerbitkan press release di media online.
Ini seperti boost supaya Anda bisa lebih dikenal melalui media-media online ternama. Publikasimedia menawarkan jasa distribusi press release yang aman, mudah, dan cepat, untuk meningkatkan visibilitas Anda.